watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
istri majikanku

Sebagai laki-laki normal yang hanya
pernah mendengar dalam cerita, tentu
aku tidak mampu menolak dan menyia-
nyiakan kesempatan ini. Kenyataan inilah
yang harus kualami, apalagi ini adalah
perintah majikan.
Tanpa berpikir panjang lagi, aku segera
menjatuhkan kedua tanganku di atas
bukit kembar itu. Mula-mula hanya
kusentuh, kuraba dan kuelus-elus saja,
tapi lama kelamaan aku mencoba
memberanikan diri untuk memegang
dan menekan-nekannya. Ternyata
nikmat juga rasanya menyentuh benda
kenyal dan hangat, apalagi milik
majikanku. Ibu majikanku kelihatan juga
menikmatinya, terlihat dari nafasnya
yang mulai pula tidak teratur.
Desiran mulutnya mulai kedengaran
seolah tak mampu
menyembunyikannya di depanku.
"Auhh...terus Nis, nikmat sayang.
Tekan...ayo...teruuuss...aakhh... isap
Nis...jilat donk.." itulah erangan ibu
majikanku sambil meraih kepalaku
danmembawanya ke payudaranya yang
kenyal, empuk dan tidak terlalu besar itu.
Aku tentu saja tidak menolaknya, bahkan
sangat berkeinginan menikmati
pengalaman pertama dalam hidupku ini.
Aku segera menjilat-jilat
putingnya,mengisap dan kadang sedikit
menggigit sambil tetap memegangnya
dengan kedua tanganku. Aku tidak tahu
kapan ia membuka celananya, tapi yang
jelas ketika aku sedikit melepas putingnya
dari mulutku dan mengangkat kepala,
tiba-tiba kulihat seluruh tubuhnya
telanjang bulat tanpa sehelai benangpun
di badannya.
"Ayo Nis, kamu tentu tau apa yang
harus kamu perbuat setelah aku bugil
begini. Yah khan?"pintanya sambil
meraih kedua tanganku dan
membawanya ke selangkangannya.
Lagi-lagi aku tentu mengikuti
kemauannya. Aku mengelus-elus bulu-
bulu yang tumbuh agak tipis di atas
kedua bibir lubang kemaluannya yang
sedikit mulai basah itu.
Aku rasanya tak ingin memindahkan
mulutku dari bukit kenyalnya itu, tapi
karena ia menarik kepalaku turun ke
selangkangannya di mana tanganku
bermain-main itu, maka aku dengan
senang hati menurutinya.
"Cium donk. Jilat sayang. Kamu ngga jijik
khan?" tanyanya.
"Ngga bu'" jawabku singkat, meskipun
sebenarnya aku merasa sedikit jijik
karena belum pernah melakukan hal
seperti itu, tapi aku pernah dengar cerita
dari temanku sewaktu di kampung
bahwa orang Barat kesukaannya menjilat
dan mengisap cairan kemaluan wanita,
sehingga akupun ingin mencobanya.
Ternyata benar, kemaluan wanita itu
harum dan semakin lama semakin
merangsang. Entah perasaan itu juga
bisa di temukan pada wanita lain atau
hanya pada ibu majikanku karena ia
merawat dan menyemprot farfum pada
vaginanya.
Pinggul ibu majikanku semakin lama
kujilat, semakin cepat goyangannya,
bahkan nafasnya semakin cepat
keluarnya seolah ia dikejar hantu.
Kali ini aku berinisiatif sendiri menguak
dengan lebar kedua pahanya, lalu
menatap sejenak bentuk kemaluannya
yang mengkilap dan warnanya agak
kecoklatan yang di tengahnya tertancap
segumpal kecil daging. Indah dan mungil
sekali. Aku coba memasukkan lidahku
lebih dalam dan menggerak-
gerakkannya ke kiri dan ke kanan, lalu ke
atas dan ke bawah.
Pinggul ibu majikanku itu semakin tinggi
terangkat dan gerakannya semakin
cepat. Aku tidak mampu lagi
mengendalikan gejolak nafsuku. Ingin
rasanya aku segera menancapkan
penisku yang mulai basah ke lubangnya
yang sejak tadi basah pula.
Tapi ia belum memberi aba-aba
sehingga aku terpaksa menahan sampai
ada sinyal dari dia.
"Berhenti sebentar Nis, akan kutunjukkan
sesuatu" perintahnya sambil mendorong
kepalaku, lalu ia tiba-tiba bangkit dari
tidurnya sambil berpegangan pada leher
bajuku. Kami duduk berhadapan, lalu ia
segera membuka kancing bajuku satu
persatu hingga ia lepaskan dari tubuhku.
Ibu majikanku itu segera merangkul
punggungku dan menjilati seluruh
tubuhku yang telanjang. Dari dahi, pipi,
hidung, mulut, leher dan perutku sampi
ke pusarku, ia menyerangnya dengan
mulutnya secara bertubi-tubi sehingga
membuatku merasa geli dan semakin
terangsang.
"Nis, aku sekalian buka semuanya
yach....." pintanya sambil melepaskan
sarung dan celana dalamku. Aku hanya
mengangguk dan mebiarkannya
menjamah seluruh tubuhku.
Sikap dan tindakan ibu majikanku itu
membuat aku melupakan segalanya,
baik masalah keluargaku, penderitaanku,
tujuan utamaku maupun status dan
hubunganku dengan majikannya. Yang
terpikir hanyalah bagaimana menikmati
seluruh tubuh ibu majikanku, termasuk
menusuk lubang kemaluannya dengan
tongkatku yang sangat tegang itu.
"Bagaimana Nis....? enak yach?"
tanyanya ketika ia berhenti sejenak
menjilat dan memompa tongkatku
dengan mulutnya. Lagi-lagi aku hanya
mampu mengangguk untuk
mengiyakan pertanyaannya. Ia
mengisap dan menggelomoh penisku
dengan lahapnya bagaikan anjing makan
tulang.
"Aduhhh...akhhh...uuuhhhh...." suara
itulah yang mampu kukeluarkan dari
mulutku sambil menjambak rambut
kepalanya.
"Ayo Nis....cepat masukkan inimu ke
lubangku, aku sudah tak mampu
menahan nafsuku lagi sayang,," pintanya
sambil menghempaskan tubuhnya ke
kasur dan tidur terlentang sambil
membuka lebar-lebar kedua pahanya
untuk memudahkan penisku masuk ke
kemaluannya.
Aku tak berpikir apa- apa lagi dan tak
mengambil tindakan lain kecuali segera
mengangkangi pinggulnya, lalu secara
perlahan menusukkan ujung
kemaluanku ke lubang vaginya yang
menganga lagi basah kuyup itu.
Senti demi senti tanpa sedikitpun
kesulitan, penisku menyerobot masuk
hingga amblas seluruhnya ke lubang
kenikmatan ibu majikanku itu. Mula-mula
aku gocok, tarik dan dorong keluar
masuk secara pelan, namun semakin
lama semakin kupercepat
gerakannya,sehingga menimbulkan
suara aneh seiring dengan gerakan
pinggul kami yang seolah bergerak/
bergoyang seirama.
"Plag..pliggg....ploggg,,,decak...decikkk..
dec ukkk k" Bunyi itulah yang terdengar
dari peraduan antara penisku dan lubang
vagina ibu majikanku yang diiringi
dengan nafas kami yang terputus-putus,
tidak teratur dan seolah saling kejar di
keheningan malam itu.
Aku yakin tak seorangpun
mendengarnya karena semua orang di
rumah itu pada tidur nyenyak, apalagi
kamar tempat kami bergulat sedikit
berjauhan dengan kamar lainnya,
bahkan peristiwa itu terjadi sekitar pukul
11.00-12.00 malam.
"Bu...bu.....aku ma..mau..kkk" belum
aku selesai berbisik di telinganya, ibu
majikanku tiba-tiba tersentak sambil
mendorongku, lalu berkata:
"Tunggu dulu. Tahan sebentar sayang"
katanya sambil memutar tubuhku
sehingga aku terpaksa berada di
bawahnya. Ternyata ia mau merubah
posisi dan mau mengangkangiku.
Setelah ia masukkan kembali penisku ke
lubangnya, ia lalu lompat-lompat di
atasku sambil sesekali memutar gerakan
pinggulnya ke kiri dan ke kanan.
Akibatnya suara aneh itu kembali
mewarnai gerakan kami malam itu
"decik...decakkk..decukkk".
Setelah beberapa menit kemudian ibu
majikanku berada di atasku seperti orang
yang naik kuda, ia nampaknya kecapean
sehingga seluruh badannya menindih
badanku dengan menjulurkan lidahnya
masuk ke mulutku.
Aku kembali merasakan desakan cairan
hangat dari batang kemaluanku seolah
mau keluar.
Aku merangkul punggung ibu majikanku
dengan erat sekali.
"Akk..aakuuu tak mampu menahan lagi
bu'. Aku keluarkan saja bu...yah" Pintaku
ketika cairan hangat itu terasa sudah
diujung penisku dan tiba-tiba ibu
majikanku kembali tersentak dan segera
menjatuhkan badannya di sampingku
sambil terlentang, lalu meraih
kemaluanku dan menggocoknya dengan
keras serta mengarahkannya ke atas
payudaranya. Cairan hangat yang sejak
tadi mendesakku tiba-tiba muncrat ke
atas dada dan payudara ibu majikanku.
Iapun seolah sangat menikmatinya.
Tarikan nafasnya terdengar panjang
sekali dan ia seolah sangat lega.
Tindakan ibu majikanku tadi sungguh
sangat terkontrol dan terencana. Ia
mampu menguasai nafsunya. Maklum ia
sangat berpengalaman dalam masalah
sex.
Terbukti ketika spermaku sudah sampai
di ujung penisku, ia seolah tau dan
langsung dicabutnya kemudian
ditumpahkan pada tubuhnya. Entah apa
maksudnya, tapi kelihatannya ia cukup
menikmati.
"Nis,, anggaplah ini hadiah penyambutan
dariku. Aku yakin kamu belum pernah
menerima hadiah seperti ini sebelumnya.
Yah khan?" katanya seolah sangat puas
dan bahagia ketika kami saling
berdamping dalam posisi tidur
terlentang. Setelah berkata demikian, ia
lalu memelukku dan mengisap-isap
bibirku, lalu berkata:
"Terima kasih yah Nis atas bantuanmu
mau memijit tubuhku. Mulai malam ini,
Kamu kujadikan suami keduaku, tapi
tugasmu hanya menyenangkan aku
ketika suamiku tidak ada di rumah. Mau
khan?" katanya berbisik.
"Yah,,bu'. Malah aku senang dan
berterima kasih pada ibu atas budi
baiknya mau menolongku. Terima kasih
banyak juga bu'" jawabku penuh
bahagia, bahkan rasanya aku mulai
sedikit terangsang dibuatnya, tapi aku
malu mengatakannya pada ibu
majikanku, kecuali jika ia memintanya.
Sejak saat itu, setiap majikan laki-lakiku
bermalam di luar kota, aku dan ibu
majikanku seperti layaknya suami istri,
meskipun hanya berlaku antara jam
21.00 sampai 5.00 subuh saja. Sedang di
luar waktu itu, kami seolah mempunyai
hubungan antara majikan dan buruh di
rumah itu. Aku sangat disayangi oleh
seluruh anggota keluarga majikanku
karena aku rajin dan patuh terhadap
segala perintah majikan, sehingga selain
aku diperlakukan layaknya anak atau
keluarga dekat di rumah itu, juga aku
dibiayai dalam mengikuti pendidikan
pada salah satu perguruan tinggi swasta
di kota Makassar, bahkan aku diberikan
sebuah kendaraan roda dua untuk
urusan sehari-hariku.
Sayang aku dikeluarkan dari perguruan
tinggi itu pada semester 3 disebabkan
aku tidak lulus pada beberapa mata
kuliah akibat kemalasanku belajar dan
masuk kuliah.
Karena aku sangat malu dan berat pada
majikan laki-lakiku atas segala
pengorbanan yang diberikan padaku
selama ini, terpaksa aku meninggalkan
rumah itu tanpa seizin mereka dan aku
kembali ke kota Bone untuk melanjutkan
pendidikanku pada salah satu perguruan
tinggi yang ada di kotaku tersebut.
Untung aku punya sedekit tabungan,
karena selama kurang lebih 2 tahun
tinggal bersama majikanku, aku rajin
menabung setiap diberikan uang oleh
majikanku.
Selama 4 tahun mengikuti kuliah di
kotaku ini,akhirnya aku lulus dengan
predikat baik berkat ketekunan dan
kerajinanku belajar.


Adult | GO HOME | Exit
1/1875
U-ON

inc Powered by Xtgem.com